Monday, September 7, 2015

JASA AYAH DAN BONDA

Bismillah...
Nawaitu Lilahi Ta'ala ....

Mari Sejenak kita lepaskanlah segala hiruk-pikuk dunia....
Lupakanlah semua status, title, dan kedudukan kita saat ini...
Tundukkanlah wajah dan pejamkan mata...

Marilah kita menjelajah waktu, 
duapuluh, tiga puluh, atau empat puluh tahun 
yang lalu sesaat sebelum kita dilahirkan..

Bayangkanlah seorang wanita yang sedang hamil, 
ya itulah ibu kita . 
Lelah, letih ibu mengandung selama sembilan bulan....
Dan sekarang, dia sedang meregang kesakitan..
Keringat dingin satu demi satu mulai berjatuhan..
Sekuat tenaga dia tahan untuk tidak berteriak..
Dia gigit bibirnya sekuat tenaga, namun apa daya... 
Sakit tak tertahankan, sehingga teriakan pun terlontar

Aduuhh.. sakiiit... Ya Allah.. sakiit..aaah..

Seminit, sepuluh minit, satu jam, dua jam, empat jam,
Tujuh jam lebih ibu meregang kesakitan, 
hingga akhirnya...Titis demi titis darah mengalir...
Mata membeliak, 
ya seketika ibu bertarung antara hidup dan mati

Hingga akhirnya terlahirlah kita...
Kesakitan yang teramat sangat itu tidak dia hiraukan
Hanya senyum yang menyambut kelahiran kita....
Saudara-saudaraku sekalian.........
Kita lihat sosok wanita itu sekarang...
Kulitnya bertambah keriput, badan sakit-sakitan...
Rambutnya memutih...Berjalan pun tertatih-tatih...
Itulah ibu kita...

Dimana kita sering meminta upah jika disuruh...
Seringkali kita membantah karena malas....
Menghitung-hitung jasa kita secara material..
Namun apa jawaban wanita tua itu?


1) BAYARAN mengandungmu selama 9 bulan:PERCUMA
2) BAYARAN berjaga malam karena menjagamu: PERCUMA.
3) BAYARAN air mata yang menetes karenamu:PERCUMA
4) BAYARAN khawatir karena memikirkan keadaanmu:PERCUMA.
5)BAYARAN menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu: PERCUMA

Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku: PERCUMA....
Dan suatu saat nisan ibu akan terpancak..
Tak akan ada lagi panggilan merdu dari ibu....
Tak akan ada lagi tatapan sayang dari seorang ibu...
Tak ada lagi kesempatan kita berbakti di dunia...

Dan pada Ibumu, diciptakan bahunya,
agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, 
walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut 
untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Dan pada Ibumu,diberikan kekuatan untuk dapat 
melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya,
walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Diberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, 
pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Dan pada Ibumu,
diberikan kesabaran untuk merawat keluarganya 
walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Dan pada Ibumu,
diberikan perasaan peka dan kasih sayang 
untuk mencintai semua anaknya dalam keadaan dan situasi apapun. 
Walau acapkali anak-anaknya itu melukai
perasaan dan hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan
kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. 
Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan 
saat didekap dengan lembut olehnya.

Saudara-saudara sekalian....
Marilah kita lihat seorang laki-laki di sebelah ibu kita ..
Ya~!!.. itu ayah kita
Badan yang semula tegap, gagah ,
sekarang mulai membungkuk dimakan usia.

Tangan yang semula kekar, kini sudah lemas.
Tangan itulah yang selama ini berkerja keras 
untuk menghidupi kita, 
membiayai sekolah kita, 
hingga menjadikan kita pada keadaan saat ini...

Lelah tubuhnya dalam mencari sesuap nasi bagi kita..
Tak terhitung berapa titis keringat 
yang telah ia keluarkan untuk kita..
Tak terhitung tenaga yang telah 
ia keluarkan untuk kita, 

namun....


Tak sekalipun ia mengharap balas budi dari kita
Lihatlah saudara-saudara, 
tangan yang dulu gagah...
Kini lemah di makan waktu.....
Jangankan untuk mengangkat beban berat....
Untuk mengangkat tangannya sendiri saja gemetar.....
Namun tak pernah sekalipun dia mengeluh...
Ditelannya sendiri kerapuhan badannya
Tertatih ketika berjalan, 
sesekali terjatuh kepayahan,,,,
Tapi dia tetap tegar, tabah,
Disaat yang sama, 
kita tidur di perbaringan yang selesa,,,
Nyaman merasakan sihatnya badan, tertawa riang,

Cukup....
Ketuklah sanubarimu sendiri

Lihatlah ayah dan ibumu sekarang.......
Sangat mungkin besok, 
satu jam, satu menit, atau saat ini
Kita tak bisa menyapanya lagi.....
Renungkanlah...... 
Insya Allah tulisan ini akan mampu melembutkan 
hati yg paling keras sekali pun....

Salam Sejati dalam Keredhaan-Nya

No comments:

Post a Comment